SIDOARJO, DerapAdvokasi.com – Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya musala di kompleks Pondok Pesantren Al Khozyni, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali bertambah. Hingga Jumat malam, 3 Desember 2025, total korban jiwa yang berhasil ditemukan mencapai 14 orang, sementara sebanyak 49 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Penambahan korban tewas terbaru ditemukan pada pukul 23.00 WIB di sektor A4, tepatnya di bagian kanan depan reruntuhan bangunan. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer.
Dalam keterangannya, Emi menyebut bahwa korban yang dievakuasi tersebut merupakan korban kesembilan yang berhasil ditemukan selama proses pencarian hari kelima pasca tragedi. Pada hari itu, operasi pencarian berhasil mengevakuasi sembilan korban dari sejumlah sektor, termasuk A1, A2 yang merupakan area tempat wudu, A3, dan A4. Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, serta relawan masih terus bekerja keras menyingkirkan puing-puing bangunan demi menemukan para korban yang tertimbun.
Total sejauh ini, sebanyak 117 orang telah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Dari jumlah tersebut, 103 orang dinyatakan selamat meski beberapa di antaranya mengalami luka serius. Sementara itu, 14 orang dinyatakan meninggal dunia. Operasi penyelamatan masih terus berlangsung dengan fokus utama saat ini tertuju pada bagian utara bangunan, khususnya area yang tidak terintegrasi dengan struktur utama, karena diduga masih terdapat korban di dalamnya.
Tragedi memilukan ini terjadi pada Senin sore, 29 September 2025, saat ratusan santri sedang menunaikan Salat Asar berjemaah di gedung tiga lantai yang berfungsi sebagai asrama putra dan musala. Ironisnya, bangunan tersebut masih dalam tahap pembangunan ketika insiden terjadi. Struktur bangunan yang belum rampung secara keseluruhan diyakini menjadi salah satu faktor runtuhnya gedung secara tiba-tiba.
Masyarakat dan keluarga para santri korban tragedi masih terus menanti kepastian nasib anak-anak mereka di lokasi pengungsian dan posko crisis center. Di sisi lain, pemerintah daerah dan pihak terkait juga terus berkoordinasi dalam menangani dampak dari insiden ini, termasuk melakukan penyelidikan terhadap faktor penyebab ambruknya bangunan pesantren.
Hingga saat ini, suasana duka masih menyelimuti Pondok Pesantren Al Khozyni. Doa dan dukungan terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk warga sekitar, pemerintah, dan organisasi kemanusiaan. Basarnas menyatakan bahwa operasi pencarian akan terus dilanjutkan hingga semua korban berhasil ditemukan. Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap proyek pembangunan gedung, terutama yang digunakan sebagai fasilitas pendidikan dan tempat ibadah.